Sikap apatis rakyat terhadap keberadaan partai politik beserta para politikus yang ditawarkannya, nampaknya kian menjadi. Setidaknya anggapan itu dapat dilihat dari pesta demokrasi pemilihan kepala daerah belakangan ini. Figur-figur calon pemimpin yang diusung partai politik cenderung tak mendapat respon positif dari rakyat.

Sikap apatis rakyat terhadap para figur calon pemimpin (yang ditawarkan partai politik) lebih cenderung karena melihat partai politiknya. Tak salah bila kemudian krisis kepercayaan rakyat terhadap partai politik berimbas besar terhadap figur yang dinaungi partai politik.

Nampaknya sudah menjadi rahasia umum bagi rakyat bila partai politik kerap dimanfaatkan segelintir elitnya demi mengejar kepentingan sesaat. Menggadaikan partai politik kepada figur ambisius dengan yang rela memberikan kadedeuh demi mendapatkan kendaraan dalam upaya meraih kursi kekuasaan.

Tidak aneh bila sikap apatis atau ketidakpercayaan rakyat terhadap figur yang ditawarkan partai politik itu diwujudkan dalam bentuk tidak menggunakan hak pilih alias Golput. Kini ada kecenderungan rakyat mengalihkan kepercayaan kepada figur calon pemimpin yang muncul atau dimunculkan dari jalur perseorangan atau independen.

Boleh jadi pada pesta demokrasi di tiga daerah di Provinsi Banten, yakni Kota Serang, Kabupaten Lebak termasuk Kota Tangerang, menjadi masa kebangkitan calon independen. Di Kota Serang misalnya, dari delapan pasangan calon walikota/wakil walikota, empat pasang diantaranya maju dari jalur perseorangan.

Di Kabupaten Lebak, hiruk pikuk pesta demokrasi langsung diramaikan dengan kemunculan pasangan calon pemimpin dari jalur independen. Demikian di Kota Tangerang, beberapa figur pasangan calon pemimpin—kini tengah diverifikasi KPU—muncul melalui jalur independen.

Bukan persoalan mudah bagi calon perseorangan untuk dapat lolos menjadi calon pemimpin. Untuk dapat lolos menjadi calon saja, mereka harus mendapat kepercayaan rakyat terlebih dalam bentuk foto kopi kartu tanda penduduk sebanyak sepertiga dari jumlah penduduk di daerahnya.

Bila saja foto kopi KTP dukungan itu benar-benar didapat berdasarkan keinginan rakyat tanpa embel-embel “membeli”, tentunya pasangan calon pemimpin dari jalur independen itu sudah mengantongi jumlah suara yang pasti. Namun sebaliknya, menjadi lain ketika foto kopi KTP itu didapat hasil “membeli”.

Namun pada akhirnya semua kembali kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam berdemokrasi. Tidak salah bila rakyat Kota Serang, Kabupaten Lebak dan Kota Tangerang, nantinya lebih mempercayakan amanatnya kepada figur pemimpin yang bukan “dijual” oleh partai politik.

1 komentar

  1. infogue // Selasa, 05 Agustus, 2008  

    artikel anda :

    http://politik.infogue.com/
    http://politik.infogue.com/figur_pemimpin_yang_bukan_dijual

    promosikan artikel anda di www.infogue.com dan jadikan artikel anda yang terbaik dan terpopuler menurut pembaca.salam blogger!!!